Singapura (ANTARA/Xinhua-OANA) - Sebanyak dua dari lima orang berusia antara 21 dan 39 di Singapura mengatakan mereka tidak siap mental untuk memiliki bayi, menurut satu survei terbaru.
Survei oleh organisasi kesejahteraan sukarela "I Love Children" menunjukkan bahwa kesiapan mental adalah alasan kedua yang paling banyak dikutip untuk tidak memiliki bayi lagi, sementara masalah keuangan berada dalam puncak daftar survei, harian Straits Times melaporkan, Senin (13/2).
Dalam survei serupa yang dilakukan pada tahun 2010, sekitar tiga dari 20 orang juga mengatakan mereka tidak siap mental untuk memiliki bayi lagi.
Survei yang dilakukan tahun lalu mencakup 600 orang sebagai sampel, dengan mayoritas telahmenikah selama lebih dari dua tahun tapi tidak punya anak. Sisanya adalah lajang, orang-orang yang akan segera menikah, baru menikah, menikah dengan anak atau menikah dengan dua anak.
Alasan lain yang dikutip adalah masalah waktu, karir menjadi prioritas, dan kurangnya kualitas atau tunjangan perawatan anak yang terjangkau.
Tingkat kesuburan Singapura telah berada jauh di bawah tingkat penggantian, rata-rata 2,1 anak per perempuan.
Hal tersebut merosot ke rekor terendah sebesar 1,15 pada tahun 2010 dan naik sedikit ke 1,2 tahun lalu. Namun, para pemimpin dan pengamat politik mengatakan bahwa kecenderungan untuk naik masih belum bisa dicapai, apalagi untuk mendekati angka 2,1 dalam waktu dekat.
Perdana Menteri Lee Hsien Loong mengajak rakyat di negara kota tersebut untuk memiliki lebih banyak bayi.
Dia juga mengatakan bahwa beberapa kebijakan akan dikeluarkan untuk mengurangi beban orang tua, antara lain langkah-langkah seperti skema bonus bayi dan upaya untuk menciptakan iklim serta sikap sosial yang mendukung untuk hal tersebut.
sumber